Bank Pembangunan Asia (ADB) memperingatkan pertumbuhan ekonomi Asia yang
memotong industrialisasi, melompat dari pertanian ke sektor jasa dapat
jatuh ke dalam middle income trap.
Kepala Ekonom ADB,
Changyong Rhee mengungkapkan, ekonomi berpendapatan rendah di kawasan
ini harus fokus pada pengembangan sektor manufaktur yang pada gilirannya
akan menciptakan lapangan kerja, layanan berkualitas tinggi, dan
meningkatkan produktivitas pertanian.
"Sebagian besar ekonomi
Asia bergerak langsung dari sektor pertanian ke sektor jasa, melewati
industrialisasi," kata Rhee dalam konferensi pers di Singapura, seperti
dilansir dari Gulf News, Kamis (22/8/2013).
"Kami
menemukan, bahwa secara historis, hampir tidak ada negara berpenghasilan
tinggi tanpa memiliki tingkat industrialisasi signifikan," jelasnya.
Rhee
menyebutkan, studi terhadap 100 negara oleh pemberi pinjaman yang
berbasis di Manila menunjukkan, bahwa ekonomi yang mencapai status
berpenghasilan tinggi - dengan pendapatan per kapita di atas USD15.000 -
memiliki setidaknya 18 persen saham manufaktur secara total output dan
kesempatan kerja untuk periode yang berkelanjutan .
"Apa yang
kami temukan adalah tanpa mencapai ambang batas 18 persen dalam
pekerjaan dan output, Anda akan mengalami kesulitan bergerak keluar dari
perangkap pendapatan menengah (middle income trap)," ujar Rhee.
Studi
ADB mengidentifikasi Filipina, India, Sri Lanka dan Pakistan di antara
ekonomi berbasis pertanian Asia yang melewati industrialisasi di sektor
jasa. Mereka hanya menarik pekerjaan sektor jasa "berkualitas rendah"
karena kurangnya sektor manufaktur yang besar.
"Tanpa pengalaman
manufaktur tidak akan mudah menarik pekerjaan sektor jasa berkualitas
tinggi, seperti hukum dan IT," kata Rhee.
Studi ADB menunjukkan
sektor pertanian hanya 10,9 persen dari total PDB di 45 negara atau
wilayah Asia Tengah hingga pulau-pulau Pasifik, tidak termasuk Jepang.
Rhee
menuturkan, terlepas dari lambatnya reformasi struktural, pemerintah di
Asia memahami pentingnya mengembangkan manufaktur tidak terjebak dalam
perangkap pendapatan menengah.
"Saya tidak ragu dengan kemauan
politik mereka, tetapi pertanyaannya adalah implementasi karena politik
lokal dan struktur pemerintahan," jelasnya.
Sebelumnya, ADB
memangkas proyeksi pertumbuhan di Asia pada Juli menjadi 6,3 persen dari
6,6 persen, mengutip perlambatan pertumbuhan di China.
No comments:
Post a Comment