Saturday, September 28, 2013
Berawal Curhatan Habibie, Sriwijaya Air Beli 100 Pesawat R-80
JAKARTA – PT Sriwijaya Air menceritakan asal mula niatnya atas pesawat buatan mantan Presiden BJ Habibie. Niat tersebut sudah terpendam sejak tiga tahun lalu, yakni setelah istri Habibie meninggal.
"Kita lihat ke belakang. Tiga tahun lalu, saat Ainun meninggal, saya dan komisaris utama dipanggil untuk menemani beliau berbincang-bincang, supaya beliau tidak terlalu sedih," ujar Presiden Direktur Sriwijaya Air Chandra Lie, dalam konferensi persnya, di Jakarta, Kamis (26/9/2013).
Chandra mengatakan, saat itu Habibie ingin sekali mengembangkan produksi pesawat dan mendapat dukungan atas hasil jerih payahnya. Khususnya, dukungan dari maskapai dalam negeri.
"Dirinya (Habibie) mengatakan, ‘Saya (Habibie) ingin menciptakan pesawat terbang, bagaimana teman-temannya mendukungnya. Saya berharap Pak Chandra Lie dan Hendra Lie bisa mendukung’," ujar Chandra.
Oleh karena itu, dukungan tersebut berbuah hasil tiga tahun kemudian. Pihak Sriwijaya Air, lanjut Chandra, berkomitmen membeli 100 pesawat buatan Habibie. Pesawat tersebut yaitu Pesawat R-80.
"Saya diberi tahu bahwa PT RAI dibangun dan ingin menciptakan pesawat R-80. Saya pulang dari Eropa, saya hampiri dirinya. Saya bilang, ‘Pak Habibie, saya mau membeli pesawat ini, saya ingin maskapai bangsa ini terkenal’," ujar Chandra.
Chandra mengatakan berminat untuk men-support produk dalam negeri. Hal tersebut sesuai komitmen jajaran para pemegang saham.
"R-80 ini artinya saya ingin men-support. Pihak Sriwijaya dan NAM Air ini produk dalam negeri. Jajaran pemegang saham memprogramkan membeli 100 pesawat R-80. Dan pembiayaannya mampu membiayai produk ini," ujar Chandra.
Seperti diketahui, dalam pergelaran Grand Launching NAM Air dilaksanakan juga penandatanganan MoU antara manajemen NAM Air dengan BJ Habibie berkaitan pengadaan Pesawat R-80. Manajemen NAM Air meyakini bahwa hadirnya armada R-80 kelak memperkukuh barisan armada sebelumnya, yakni Boeing 737-500.
No comments:
Post a Comment