NUSA DUA - Pemerintah berencana menurunkan bea keluar
kedelai menjadi nol persen. Hal ini dilakukan, agar dapat melakukan
stabilisasi harga kedelai di pasaran.
Kepala Badan Kebijakan
Fiskal (BKF) Bambang PS Brodjonegoro mengungkapkan, salah satu penyebab
kedelai mahal lantaran pasokan yang sulit, yang disebabkan oleh musim
kering di Amerika Serikat (AS) yang berkepanjangan.
"Kalau tahun
ini karena kurs. Jadi harapannya, kalau barangnya ada, mahalnya kan
Cuma karena kurs, maka dengan tarif itu diturunkan menjadi nol persen,
maka yang naik karena kurs itu paling enggak bisa diturunkan sedikit,"
jelas dia di sela-sela APEC Finance Minister Meeting di Nusa Dua, Bali,
Jumat (20/9/2013).
Menurutnya, kuncinya agar Kementerian
Perdagangan (Kemendag) dapat menjaga supaya importirnya tidak menjual
dengan harga tahun lalu. "Tahun lalu itu kan bea masuk di-nolkan, mereka
jual sama, mereka untungnya lebih gede. Kan enggak fair buat masyarakat
gitu," jelas dia.
Sayangnya, dia enggan mengungkapkan sampai
kapan bea keluar kedelai tersebut dipatok di kisaran nol persen. Meski
demikian, dia mengatakan pemerintah siap menaikkan tarif bea keluar
tersebut jika memang harga sudah stabil.
"Barangnya ada, dan
kurs tidak lagi jadi beban, dan terutama kalau domestik menghasilkan,
itu harus dinaikkan," tukas dia.
No comments:
Post a Comment