Friday, December 6, 2013

18.000 Hektare Lahan Buah Bisa Imbangi Impor

Menteri BUMN Dahlan Iskan optimistis revolusi oranye yang digalakkan PT Perkebunan Nusantara VIII Persero dapat meminimalisasi ketergantungan Indonesia untuk mengimpor buah, karena dengan memiliki 18.000 hektar lahan yang ditanami buah tropis dapat menekan impor.
"Apabila kita mampu memiliki 18.000 hektar lahan untuk buah tropik, maka kita bisa mengimbangi impor buah," kata Dahlan ketika dijumpai di kebun PTPN VIII, Subang, Jawa Barat, Jumat (6/12).
Ia menyadari bahwa setiap ekonomi tumbuh 6% pasti ada gejolak penguatan dolar AS. Makna gejolak tersebut karena daya ekspor Indonesia minim.
"Contohnya, masa pisang saja impor. Padahal salah satu keunggulan kita adalah negara tropik. Coba lihat Tiongkok tidak bisa nanam pisang, mereka tinggal makan saja," terangnya.
Menurut Dahlan, PTPN VIII saat ini akan menanam empat buah tropik seperti pisang, pepaya, manggis, dan durian. Sebelum ditanam manggis dan durian, lahan tersebut akan digunakan untuk menanam pepaya dan pisang.
"Namun, di sela pisang, pepaya akan ditanam manggis dan durian masing-masing 3.000 buah. Kalau sudah agak besar, pepaya dan pisang dimatikan dan dipindah ke tempat lain," tuturnya.
Direktur Utama PTPN VIII Dadi Sunardi menambahkan, perseroan menargetkan ekspor pisang dan pepaya tahun depan masing-masing sebanyak 1,080 juta kg per tahun dan 330.000 kg per tahun. Dengan pendapatan mencapai Rp7,606 triliun dan Rp1,320 triliun.
"Ekspor perdana pisang membuktikan bahwa kami serius menggarap bisnis di luar komoditas utama seperti teh, sawit, dan karet," kata Dadi. (as/republika)

No comments:

Post a Comment