Menteri BUMN Dahlan Iskan optimistis revolusi oranye yang digalakkan
PT Perkebunan Nusantara VIII Persero dapat meminimalisasi ketergantungan
Indonesia untuk mengimpor buah, karena dengan memiliki 18.000 hektar
lahan yang ditanami buah tropis dapat menekan impor.
"Apabila kita
mampu memiliki 18.000 hektar lahan untuk buah tropik, maka kita bisa
mengimbangi impor buah," kata Dahlan ketika dijumpai di kebun PTPN VIII,
Subang, Jawa Barat, Jumat (6/12).
Ia menyadari bahwa setiap
ekonomi tumbuh 6% pasti ada gejolak penguatan dolar AS. Makna gejolak
tersebut karena daya ekspor Indonesia minim.
"Contohnya, masa
pisang saja impor. Padahal salah satu keunggulan kita adalah negara
tropik. Coba lihat Tiongkok tidak bisa nanam pisang, mereka tinggal
makan saja," terangnya.
Menurut Dahlan, PTPN VIII saat ini akan
menanam empat buah tropik seperti pisang, pepaya, manggis, dan durian.
Sebelum ditanam manggis dan durian, lahan tersebut akan digunakan untuk
menanam pepaya dan pisang.
"Namun, di sela pisang, pepaya akan
ditanam manggis dan durian masing-masing 3.000 buah. Kalau sudah agak
besar, pepaya dan pisang dimatikan dan dipindah ke tempat lain,"
tuturnya.
Direktur Utama PTPN VIII Dadi Sunardi menambahkan,
perseroan menargetkan ekspor pisang dan pepaya tahun depan masing-masing
sebanyak 1,080 juta kg per tahun dan 330.000 kg per tahun. Dengan
pendapatan mencapai Rp7,606 triliun dan Rp1,320 triliun.
"Ekspor
perdana pisang membuktikan bahwa kami serius menggarap bisnis di luar
komoditas utama seperti teh, sawit, dan karet," kata Dadi.
(as/republika)
No comments:
Post a Comment