Friday, June 27, 2014

Kudeta di Thailand bisa pengaruhi nilai tukar

Kudeta di Thailand Bisa Pengaruhi Nilai Tukar
EKONOMI
· 23 Mei 2014 17:46
Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melihat
situasi politik di Thailand akan berpengaruh ke Indonesia.
Pengaruh tersebut terutama kepada pergerakan nilai tukar
rupiah.
Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan, kekisruhan
politik di Thailand secara tidak langsung akan
berpengaruh kepada Indonesia. Pasalnya, semua yang
terjadi pada negara berkembang bisa saling
mempengaruhi. "Tetapi pengaruhnya secara umum belum
bisa dikatakan ada pengaruh langsung," jelasnya di
Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Menurutnya, Thailand merupakan mitra dagang Indonesia.
Oleh sebab itu jika terjadi sesuatu dengan Thailand maka
akan berpengaruh kepada aktifvitas ekspor dan impor dan
kemudian akan berpengaruh juga kepada nilai tukar
rupiah. "Jadi perkembangan di Thailand kami perlu
mengikuti dan mewaspadai," tuturnya.
Menurut Agus, selain Thailand, situasi di negara-negara
lain juga perlu diperhatikan. Contohnya Amerika Serikat
(AS) terkait kebijakan yang bakal dikeluarkan Bank Sentral
Amerika atau The Federal Reserved (The Fed) mengenai
normalisasi dari sistem moneter dan risiko bunga yang
meningkat.
"Selain itu kami juga mengawasi China dan India,"
tambahnya. Hal yang diperhatikan di China adalah
pertumbuhan ekonominya yang mengalami penurunan.
Hal yang sama juga terjadi dengan India.
Kemarin, Militer Thailand melakukan kudeta terhadap
pemerintahan negara tersebut. Mereka mengambil kendali
atas pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Melalui pernyataan yang disiarkan lewat televisi setempat,
Panglima Angkatan Bersenjata Thailand Jenderal Prayuth
Chan-Ocha mengatakan akan memulihkan ketertiban dan
menerapkan reformasi politik.
Kudeta ini ditempuh setelah pernyataan keadaan darurat
pada Selasa 22 Mei 2014 menyusul krisis politik yang
melanda negara itu sekitar 6 bulan terakhir.
Krisis politik Thailand berawal dari unjuk rasa di ibukota
Bangkok tahun lalu yang menuntut Perdana Menteri
Yingluck Shinawatra mengundurkan diri.
Pemerintahan pimpinannya dianggap dikendalikan oleh
abangnya, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra,
yang mengasingkan diri ke luar negeri setelah digulingkan
dalam kudeta militer tahun 2006.

No comments:

Post a Comment