Friday, November 29, 2013

10 Novel dengan Tema Entrepreneurship

Seribu jalan menuju Roma. Demikian juga cara yang bisa kita tempuh dalam mempelajari entrepreneurship. Ada berbagai banyak jalan. Salah satunya adalah dengan menggunakan karya sastra seperti novel sebagai alat pembelajaran yang unik. Jika Anda berpandangan bahwa karya sastra tidak bisa meningkatkan pengetahuan entrepreneurship Anda, mungkin itu karena Anda belum membaca novel-novel asing berikut ini.
Seribu jalan menuju Roma. Demikian juga cara yang bisa kita tempuh dalam mempelajari entrepreneurship. Ada berbagai banyak jalan. Salah satunya adalah dengan menggunakan karya sastra seperti novel sebagai alat pembelajaran yang unik. Jika Anda berpandangan bahwa karya sastra tidak bisa meningkatkan pengetahuan entrepreneurship Anda, mungkin itu karena Anda belum membaca novel-novel asing berikut ini.
  1. "Gain": Novel ini ditulis oleh Richard Powers. Isinya adalah perbedaan yang menyolok antara kehidupan para manusia dan perusahaan. Jika Anda belum membaca "Powers", mungkin akan akan tertarik dengan "Gold Bug Variations" atau "Galatea 2.2."
  2. "The Financier": Karya Theodore Dreiser ini sekaligus menjadi buku pertama dalam trilogi yang berdasarkan pada kehidupan nyata pemodal dan investor Philadelphia, CT Yerkes. Kejayaan, kejatuhan dan kebangkitannya lagi menjadi bahan cerita yang menarik. Anda akan menemukan sebuah novel penuh dengan sejarah dan kisah yang menggugah.
  3. "Cryptonomicon": Novelis Neal Stephenson menulis karya dengan deskripsi plot yang kompleks. Anda akan disuguhi dengan sejumlah besar informasi yang berkaitan denganpemecahan kode Perang Dunia II dengan programmer / pengusaha modern. Cukup menguras otak.
  4. "Space Merchants": Novel ini merupakan hasil kerja keras dua novelis: Fred Pohl dan CM Kornbluth. Space Merchants mungkin adalah karya satir terbaik dari bisnis iklan yang pernah ada. Seperti Mad Men digabungkan dengan Blade Runner. Manusia iklan dari masa depan harus merancang kampanye untuk membujuk koloni-koloni manusia penghuni bumi agar mau pindah ke Venus. Cukup jenaka dan imajinatif.
  5. "The Goal": Eliyahu Goldratt menulis The Goal sebagai sebuah novel dengan tema besar bisnis tetapi memiliki nuansa fiktif. Sebuah buku bisnis yang dikemas menarik sebagai sebuah novel yang menghibur. Tapi novel ini cukup menarik sebagai sebuah buku bisnis yang tidak membosankan.
  6. "The First 20 Million is Always the Hardest": Penulis Po Bronson memaparkan kisah berlatar belakang fenomena dotcom bubble di awal dekade 2000.
  7. "The Godfather": Novel "The Godfather" ditulis sebagai buku kewirausahaan yang cukup baik. Sementara itu, ada beberapa pelajaran kewirausahaan yang dapat diperoleh dengan membaca buku ini meskipun tidak secara langsung dan bisa diterapkan secara langsung ke dalam kegiatan sehari-hari menjadi seorang entrepreneur.
  8. "North to the Night": Buku " Utara Untuk The Night " karya Alvah Simon bukanlah buku bisnis , tetapi itu adalah sebuah buku yang menampilkan kegigihan orang untuk menaklukkan ketakutan, tujuan dan keinginan mereka. Buku ini berisi kisah petualangan aksi kehidupan nyata yang memberikan berbagai pelajaran bermakna dalam kewirausahaan.
  9. "Atlas Shrugged": Penulis Ayn Rand berfokus pada keajaiban dan manfaat kapitalisme (yang menjadi nenek moyang langsung entrepreneurship) dan dianggap menjadi "novel bisnis" besar, jika genre yang seperti itu memang pernah ada.
  10.  "The Fountainhead": Masih oleh Ayn Rand, novel ini membahas tentang seorang arsitek visioner muda yang mengambil langkah-langkah ekstrem untuk membuat visinya menjadi kenyataan. Tokoh protagonis ini menunjukkan ciri-ciri kepribadian seorang entrepreneur yang ditentukan, individualistis, gigih, dan tidak konvensional. Apa yang membuat novel ini lebih menarik adalah konflik dan pertentangan antara sang tokoh utama dengan karakter lain.

4 Startup yang 'Kacau' tapi Sukses di Pasar

Salah satu hal terbaik yang entrepreneur dapat lakukan adalah mencari tahu bagaimana untuk mendapatkan hal-hal yang dilakukan dengan jumlah anggaran yang terbatas dan membangun dengan kesederhanaan dan meleburkannya ke dalam DNA perusahaan. Setelah bisnis berkembang dan memiliki pertumbuhan yang luar biasa, beberapa kekacauan dalam bisnis harus segera dirapikan tetapi itu masalah yang cukup berat untuk dipecahkan jika sudah telanjur membesar dan mengakar dalam.
Mari kita bicara tentang beberapa ide bisnis yang kurang rapi dan acak-acakan pada awalnya:
  1. Subleases - Jangan pernah melakukan sewa langsung kecuali ada persyaratan yang lebih fleksibel.
  2. IKEA Furniture (atau Goodwill) - Investasi cukup besar untuk memproduksi berbagai kursi ukuran besar tetapi kecuali mendapatkan meja dan furniture termurah.
  3. Trainee - Young, bakat ambisius bersemangat untuk membantu dan membuat perbedaan
  4. Crowdsourced Design - Carilah orang berbakat dari seluruh dunia untuk membuatkan Anda sebuah logo bisnis berkualitas tinggi dan desain grafis yang mewakili citra dan visi perusahaan (lihat 99designs dan crowdSPRING).
Ketidakrapian merupakan bagian penting dari startup sukses dan harus digunakan bila memungkinkan.

Tuesday, November 26, 2013

Empat Langkah Agar Tak Malas Menabung

Berapa pun gaji Anda, menabung tetap harus jadi prioritas. Tapi persoalannya, selalu saja ada godaan yang bikin seseorang mengurungkan niat untuk menabung. Agar tak malas menabung, coba cara ini:
Bulatkan harga
Misalnya, saat Anda membeli sesuatu seharga Rp 26.000 genapkan menjadi Rp 30.000 pada catatan pengeluaran. Masukkan selisih Rp 4.000 tersebut untuk ditabung. Selalu lakukan pembulatan ini dan kumpulkan. Tanpa terasa sedikit-sedikit bisa menjadi bukit.
Simpan dan "lupakan"
Biasakan untuk menyisipkan sejumlah uang di tempat tersembunyi seperti tas atau di lemari. Setiap kali memiliki uang ekstra, simpan ked alam tempat rahasia itu dan lupakan. Tanpa sadar Anda telah mengumpulkan sejumlah uang.
Siapkan celengan
Seperti saat kecil dulu, kita selalu bersemangat menabung di celengan. Sekarang lakukan lagi, masukkan uang kecil setiap hari dan lihat hasilnya selama setahun.
Nominal tertentu
Buat kesepakatan dengan diri sendiri untuk mengumpulkan uang dalam nominal tertentu. Misalnya pecahan Rp 10.000. Jadi setiap melihat uang dalam nominal ini dalam dompet atau tas, segera pisahkan dan masukkan dalam tabungan. (as/chic)

Jurus Agar Tak Bokek Saat Tanggal Tua

Apakah Anda sering mengeluh karena uang di rekening sudah menipis di tanggal tua? Kami mengerti bahwa mengelola pendapatan memang tidak semudah membicarakannya. Alhasil belum sampai separuh bulan, gaji yang tersisa sudah menipis.
Jangan mengeluh dengan besaran gaji yang diterima. Karena, hal itu akan memengaruhi bagaimana kita mengelolanya. Kalau memang terasa tidak adil, sebaiknya kita cari saja pekerjaan yang lain. Syukuri saja berapa pun angka yang kita terima saat ini. Orang yang tak bisa bersyukur, biasanya tak akan bisa makmur. Selain itu, hitung berapa kebutuhan ke depan. Bukan cuma yang jangka pendek, tapi juga jangka panjang.
Dalam mengelola keuangan, jangan malas untuk menghitung kembali kebutuhan kita dalam beberapa bulan ke depan. Tapi, jangan lupa setidaknya sisihkan 20 persen untuk mulai menabung kebutuhan jangka panjang. Kalau tidak cukup, tulis berbagai prioritas yang harus kita penuhi di atas kertas. Bagaimanapun, biasanya hal yang kita inginkan pasti banyak. Kalau sudah begitu, memilih prioritas adalah kunci utamanya.
Berbagai rencana pengeluaran yang telah dibuat akan tetap percuma kalau tidak menjalankan hal-hal yang telah disusun. Kontrol diri selalu jadi kunci. Jangan lupa, bagaimanapun ini adalah uang yang telah kita hasilkan sendiri. Jadi, gunakan untuk memenuhi standar hidup kita sendiri. Tidak perlu tergiur orang lain yang berbelanja berbagai barang yang belum tentu kita butuhkan. (as/dari berbagai sumber)

Makin Berjaya dengan Bisnis Ikan Koi

Jika Anda berminat menambah penghasilan keluarga, bisnis ikan koi seperti yang ditekuni Ikrar Panutan bisa dilirik.
Bisnis ikan koi yang dijalaninya di Cibaraja, Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat itu memiliki omzet minimal Rp20 juta per bulan. Dampaknya, bisnis tersebut bisa mendongkrak pendapatan keluarganya.
Ikrar mengaku sudah menjalani bisnis tersebut selama tujuh tahun. "Jika dibandingkan dengan budidaya ikan jenis lain seperti lele, mas, nila dan lain-lain ternyata keuntungan budidaya ikan koi bisa dua kali bahkan lebih, karena peminat ikan ini rata-rata dari kalangan warga kelas menengah-atas," kata Ikrar.
Menurut dia, budidaya ikan koi ini juga mampu membuka lapangan pekerjaan baru, seperti di daerahnya mayoritas setiap peternak bekerja sama dengan warga lainnya untuk mengembangkan usaha ini. Keberadaan daerah budidaya ikan itu juga dapat dinikmati warga sekitar.
Awalnya, mayoritas peternak ikan di Cibaraja melakukan budidaya ikan air tawar untuk konsumsi. Namun, meningkatnya permintaan dari dalam dan luar Sukabumi membuat mereka beralih menanam koi.
Bisnis ikan koi berbeda dengan bisnis ikan air tawar pada umumnya karena usaha ini harus bermodalkan kepercayaan dan kerjasama untuk menghasilkan benih koi yang berkualitas.
"Karena jenis ikan ini sangat bervariasi, biasanya setiap peternak bekerja sama dalam hal pembenihan karena, untuk bibit ikan koi kualitas unggulan ukuran diatas dua kilogram harganya bisa mencapai Rp6 juta per ekor," tambahnya.
Ikrar yang juga Seketaris Koi Bersatu Sukabumi (KBS) menyebutkan setiap usaha pasti ada pasang surutnya atau risikonya. Risiko yang dihadapi peternak koi ini biasanya berkurangnya kualitas air yang bisa menyebabkan kualitas benih ikan tersebut menurun.
"Selain itu, sulit mendapatkan bibit ikan yang kualitas unggul karena setiap ikan yang bertelur rata-rata jumlah telurnya 20 ribu-30 ribu butir ternyata hanya bisa menghasilkan koi kualitas kontes paling banyak lima ekor saja," tambahnya.
Anda tertarik dan siap menerima risikonya? Jika ya, Anda bisa memelajari cara membudidayakan ikan koi. (ant/as)