Sunday, June 29, 2014

GCG Road Map, Agar Emiten Lebih Terkelola Baik

Mhd abd adi tafsir jamali
Emiten atau perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) wajib mengelola perusahaannya dengan
menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
(GCG). Hal ini sejalan dengan tuntutan untuk melakukan
transparansi informasi sebagai perusahaan yang dimiliki
publik. GCG berisi panduan pengelolaan perusahaan yang
baik yang dilakukan oleh seluruh perusahaan di dunia.
Namun, meskipun sudah ada kewajiban untuk
melaksanakan GCG, secara rata-rata, skor GCG emiten di
Indonesia masih lebih rendah dibanding skor GCG emiten
atau perusahaan publik di sejumlah negara tetangga,
seperti Singapura dan Malaysia. Oleh karena itu, pada
awal tahun ini, otoritas pasar modal Indonesia, yaitu
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan peta arah tata
kelola perusahaan Indonesia atau GCG dalam kurun dua
tahun mendatang.
Peluncuran GCG Road Map ini sekaligus dilakukan untuk
menghadapi berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) tahun 2015. Tujuan peluncuran peta GCG adalah
agar perusahaan publik di Indonesia dapat sejajar dengan
perusahaan-perusahaan di kawasan ASEAN. Untuk
mendukung hal tersebut, diperlukan regulasi sebagai
dasar hukumnya. Maka dari itu, OJK telah mempersiapkan
33 aturan pelaksanaan yang wajib diikuti oleh perusahaan
publik dan emiten.
Aturan yang akan dibuat OJK akan diluncurkan secara
bertahap. Seluruh aturan tersebut terbagi atas enam tema
besar. Keenam tema itu adalah kerangka kerja tata kelola
perusahaan, hak-hak pemegang saham, perlakuan yang
setara terhadap para pemegang saham, peran para
pemangku kepentingan dalam tata kelola perusahaan,
pengungkapan dan transparansi, serta peran dan
tanggung jawab dewan komisaris dan direksi.
Keberadaan GCG roadmap ini diharapkan dapat
memperbaiki praktik dan regulasi tata kelola yang baik
bagi perusahaan di Indonesia secara komprehensif,
terutama untuk emiten dan perusahaan publik, agar bisa
sejajar dengan tata kelola perusahaan di kawasan ASEAN,
sehingga emiten-emiten di Indonesia siap menghadapi
MEA di tahun 2015.
Selama ini, Indonesia memiliki peringkat paling rendah di
antara negara-negara ASEAN dalam pencapaian CG
Scorecard. ASEAN CG Scorecard merupakan inisiatif dari
ASEAN Capital Market Forum (ACMF) yang beranggotakan
regulator pasar modal di negara ASEAN. Di Indonesia, CG
Scorecard untuk setiap emiten secara berkala dibuat oleh
IICD (Indonesia Institute for Corporate Directorship).
Dengan peluncuran peta tata kelola perusahaan ini,
diharapkan investor lebih nyaman dalam berinvestasi di
perusahaan yang menerapkan GCG secara baik.
Pengelolaan GCG yang baik yang menjadi penilaian
selama ini di antaranya adalah hak-hak dari pemegang
saham, peran pemangku kepentingan, keterbukaan
informasi, transparansi laporan keuangan, dan tanggung
jawab dewan direksi dan komisaris.

10 Perusahaan Raksasa Minyak Dunia

Ini 10 Perusahaan Raksasa Minyak Dunia
KOMPAS.com — Sejak awal abad ke-20, kebutuhan
minyak dunia terus tumbuh seiring dengan
berkembangnya negara dan konsumen di seluruh dunia.
Minyak bumi pun menjadi emas hitam yang banyak diburu
orang. Dari emas hitam ini, bermunculan perusahaan-
perusahaan raksasa.
Berdasarkan data dari Therichest, berikut ini daftar sepuluh
perusahaan terbesar minyak dan gas dalam hal produksi
harian.
1. Saudi Aramco – 12 juta barrel per hari
Perusahaan yang dibentuk pada tahun 1944 ini mampu
menghasilkan lebih dari 12 juta barrel minyak per hari,
dengan pendapatan mencapai 1 miliar dollar AS per hari.
Saat ini, seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Arab
Saudi. Perusahaan ini sangat besar, memiliki layanan
udara sendiri lengkap dengan pesawat terbang, helikopter,
dan dua bandara di Amerika Serikat.
2. Gazprom – 9,7 juta barrel per hari
Gazprom adalah perusahaan gas pemasok gas alam ke
berbagai wilayah di Eropa. Saat ini mayoritas saham
dimiliki oleh Rusia, sedangkan sebagian kecil dimiliki oleh
perorangan. Secara resmi dikenal sebagai Saham Terbuka
Gabungan Perusahaan Gazprom, Gazprom adalah
perusahaan terbesar gas alam dunia.
3. National Iranian Oil Company – 6,4 juta barrel per hari
The National Iranian Oil Company (NIOC) memegang
tempat ketiga di antara produsen minyak dan gas terbesar
di dunia. Perusahaan ini awalnya dimiliki Inggris pada awal
abad ke-20, tetapi setelah munculnya nasionalis Iran pada
tahun 1951 dan revolusi islam Iran pada tahun 1979,
semua orang asing meninggalkan Iran dan produksi
minyak diambil alih oleh karyawan domestik. NIOC terus
berkembang dan menjadi sukses.
4. ExxonMobil – 5,3 juta barrel per hari
Perusahaan ini memiliki pendapatan pada tahun 2013
sebesar 420 miliar dollar AS. ExxonMobil merupakan salah
satu perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia.
Meskipun memiliki catatan lingkungan yang kurang baik
sehingga menimbulkan kritik dari kelompok hak asasi
manusia dan lingkungan, ExxonMobil terus memperluas
operasinya.
5. PetroChina – 4,4 juta barrel per hari
PetroChina merupakan perusahaan minyak dan gas China.
Didirikan pada tahun 1999, pendapatan tahunan
perusahaan ini dilaporkan 325 miliar dollar AS, angka ini
kemungkinan akan jauh lebih tinggi setelah data pasar
baru-baru ini dirilis. Dalam pembangunan dunia,
PetroChina terlibat di Afrika, di Australia, di mana ia
menandatangani kontrak senilai 50 miliar untuk gas alam.
6. British Petroleum (BP) – 4,1 juta barrel per hari
Perusahaan ini memiliki wilayah pengeboran di berbagai
negara dari Timur Tengah sampai ke Alaska. Setelah
terjadi tumpahan Deepwater Horizon tahun 2010,
perusahaan menjual sejumlah aset untuk membantu
membayar denda dan biaya hukum sebesar 4,5 miliar
dollar AS.
7. Royal Dutch Shell – 3,9 juta barrel per hari
Seperti perusahaan minyak lainnya, Shell telah mulai
melakukan diversifikasi dan sekarang terlibat di sektor
energi terbarukan, khususnya angin dan energi surya.
Tentu saja, untuk saat ini, minyak bumi tetap fokus utama
Shell dengan pendapatan tahun 2013 lebih dari 450.miliar
dollar AS yang sebagian besar berasal dari penjualan
minyak dan gas.
8. Petroleos Mexicanos (Pemex) – 3,6 juta barrel per hari
Pemex merupakan perusahaan minyak asal Meksiko yang
awalnya merupakan perusahaan minyak Amerika dan
Inggris pada awal abad ke-20, meskipun berbagai
masalah pernah menghampiri Pamex, tetapi Pemex terus
mampu memproduksi 3,6 juta barrel per hari dan
Pemerintah Meksiko terus mendukung eksplorasi dan
pengembangan cadangan minyak bumi.
9. Chevron – 3,5 juta barrel per hari
Chevron tumbuh sangat besar pada tahun 2001 dan
diakuisisi oleh Texaco. Pada tahun 2010, perusahaan
membeli Atlas Petroleum sebesar 4,3 miliar dollar AS. Aktif
di lebih dari 180 negara, Chevron juga baru-baru ini
pindah ke bidang energi bersih sektor dan merupakan
pemain utama dalam produksi energi panas bumi.
Pendapatan Chevron pada tahun 2013 mencapai 220
miliar dollar AS dan dengan produksi minyak-gas
gabungan harian sebesar 3,5 juta barrel per hari, Chevron
jelas salah satu raksasa dari sektor energi.
10. Kuwait Petrol Corporation – 3,2 juta barrel per hari
Saat ini, Kuwait Petroleum Organisasi (KPO) terus
memperluas kemampuan produksi untuk tetap kompetitif
dengan perusahaan lain untuk memenuhi permintaan
dunia terhadap energi. Dengan menggabungkan produksi
minyak mentah dan gas alam, KPO mengambil tempat ke
10 di daftar produsen minyak terbesar dunia.

Kisah Orang Terkaya di Thaiwan

JAKARTA - Tsai Eng Meng merupakan Chairman Want
Want Food, perusahaan produsen makan ringan raksasa
di Taiwan. Dia kembali didaulat menjadi yang terkaya di
Taiwan.
Padahal, kekayaannya turun USD1 miliar sejak Mei 2013
akibat turunnya harga saham perusahaannya di bursa
Hong Kong. Kini, pria 57 tahun ini memiliki kekayaan
sebesar USD9,6 miliar.
Want Want menjual makanan ringan (snack), mulai dari
crackers sampai spicy peanuts. Produk dairy
menyumbang 52 persen dari penjualan tahun 2013 yang
mencapai USD3,8 miliar. Demikian dilansir Forbes, Kamis
(26/6/2014).
Karyawannya mencapai 58 ribu orang, ditambah dengan
jaringan vast sales untuk mempromosikan produk snack
dan berverages produksinya.
Tsai juga memiliki investasi di sektor perhotelan, yakni
San Want. Dia juga memiliki perusahaan jasa keuangan,
yakni Waterland dan Union Insurance. Dia juga memiliki
saham di China, yakni Times newspaper dan China
Television Co.
Want Want menjadi pemain handal di industri makanan
dan minuman di China, bersaing dengan Coke, Pepso dan
Unilever. Perusahaan ini awalnya hanya menjual
produknya di rumah pada tahun 1990.
Tsai mengambil alih bisnis makanan dan ikan milik
ayahnya pada tahun 1970-an. Dia lalu membuat ikan
mackarel dan tuna menjadi snack crackers.
Berbekal ambisinya, pada usia 19 tahun dia pergi ke
Jepang untuk mempelajari kesepakatan lisensi teknologi
dengan Iwatsuka Confection untuk alat pembuat cracker
dari nasi.
Tapi sekarang, Want Want mendominasi bisnis rise
cracker di Taiwan, dan dia juga mendominasi bisnis ini di
China daratan pada 1980. Pada 1992, Want Want
membuka pabrik pertamanya di Changsa. Saat ini, Want
Want terus menarik perharian konsumer dengan
meluncurkan produk-produk terbarunya.
Saat ini, Presiden China Xi Jinping menyebut perlambatan
ekonomi China adalah hal yang normal, hal tersebut
mempengaruhi industri makanan. Want Want pun berniat
mengonsolidasikan pabrik-pabrik yang dia miliki, untuk
efisiensi.
Untuk itu, perusahaan merencanakan belanja modal
USD458 juta untuk merelokasi pabrik-pabriknya. Padahal
pada tahun-tahun sebelumnya dia hanya menganggarkan
belanja modal USD200-USD300 juta. (mrt) A

Saturday, June 28, 2014

AirAsia Membidik Penerbangan Manila Indonesia

MANILA. Maskapai berbajet murah, AirAsia Bhd, melalui unit lokalnya
mengatakan akan
membuka penerbangan
dari Manila ke Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh salah
satu pejabat senior AirAsia kepada ANN, Manila.
AirAsia Zest Chair Marianne Hontiveros bilang, pihaknya
melihat potensi bisnis yang cukup besar bagi kedua
negara. Apalagi, jumlah penerbangan antar kedua negara
masih terbilang sedikit.
Meski demikian, baik Filipina maupun Indonesia belum
memutuskan jadwal pasti terkait hal ini. "Jumlah
penerbangan secara langsung ke Indonesia dari Manila
sangat sedikit. Padahal, kami punya afiliasi di sini yaitu
AirAsia Indonesia. Sehingga, kami bisa mendukung satu
sama lain,: jelas Hontiveros. Dia mencatat, Jakarta
merupajan destinasi dengan potensi bisnis yang besar.
"Banyak sekali profesional Manila di Jakarta yang
memegang posisi manajemen dari middle hingga top di
perusahaan Indonesia," tambahnya.
AirAsia Zest, yang beroperasi di Ninoy Aquino International
Airport, dikendalikan oleh pebisnis Filipina Alfredo Yao.
AirAsia mengempit saham minoritas dan tengah
mengajukan izin ke Senat Filipina untuk menguasai
mayoritas saham maskapai tersebut.  (ANN, Manila)

Suku bunga acuan masih akan tetap ditahan 7.5%

JAKARTA. Kondisi
fundamental ekonomi
Indonesia yang tidak
begitu baik lantaran
defisit transaksi berjalan
yang cukup lebar
membuat Bank Indonesia (BI) diprediksi masih akan
memberlakukan kebijakan moneter ketat. Para ekonom
memprediksikan BI masih akan menahan suku bunga
acuannya (BI Rate) di level 7,5% dalam Rapat Dewan
Gubernur (RDG) yang akan digelar Kamis (12/6).
Kepala Ekonom BII Juniman mengatakan, kondisi ekonomi
makro Indonesia belum memungkinkan BI untuk
mengubah suku bunga acuannya. Ia mencontohkan, di sisi
internal kondisi inflasi belum mengkhawatirkan meski ada
peluang kenaikan dalam dua bulan ke depan. Selain itu,
ada defisit transaksi berjalan dan tekanan pada rupiah.
Catatan saja, pada Juni 2014 inflasi bulanan sebesar
0,16% dengan inflasi tahunan 7,32%. Sedangkan defisit
transaksi berjalan mencapai US$ 4,19 miliar di kuartal
I-2014.
Sementara itu, kondisi ekonomi global juga belum terlalu
baik. Juniman bilang, penurunan suku bunga acuan oleh
Bank Sentral Eropa, tingkat pengangguran di Amerika
Serikat masih tinggi dan perlambatan di China perlu
diwaspadai. "Dengan kondisi ini, tidak ada alasan bagi BI
untuk menaikkan suku bunga acuan," jelasnya Selasa
(10/6).
Juniman memperkirakan, BI akan menahan suku bunga
acuannya sampai akhir tahun ini. Bahkan, kata dia bisa jadi
penahanan suku bunga acuan ini masih akan berlangsung
hingga paruh pertama tahun 2015. Menurutnya, kenaikan
BI rate baru akan terjadi di semester II-2015. Tapi Juniman
belum bisa memperkirakan berapa peluang kenaikan BI
rate pada pertengahan 2015.
Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasetyantoko
juga sepakat BI akan menahan suku bunga acuannya di
level 7,5% setidaknya hingga kuartal IV-2014. Menurutnya,
BI baru berpeluang mengubah arah BI rate pada akhir
kuartal IV-2014, dengan catatan kondisi defisit transaksi
berjalan membaik atau ada tambahan likuiditas sebagai
imbas membaiknya kondisi politik di domestik.
Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya
Yudhi Sadewa juga bilang, bila melihat arah inflasi yang
masih sejalan dengan proyeksi tahun ini, ia memprediksi BI
masih akan menahan suku bunga acuannya.
"Kemungkinan BI akan menahan suku bunga acuannya
sampai akhir tahun," jelasnya.
Peluang di semester II
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti bilang, BI
paling cepat baru akan menaikkan BI rate di akhir kuartal
III-2014 bila defisit transaksi berjalan terus membesar.
"Peluang kenaikannya sebesar 25 basis poin (bps)
menjadi 7,75%," katanya.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual bilang
meski bulan ini BI rate belum perlu dinaikkan, tapi ada
peluang BI rate bakal dinaikkan. "Bila defisit transaksi
berjalan semakin melebar dan kondisi global tidak
menguntungkan Indonesia, maka peluang kenaikan suku
bunga acuan masih terbuka di kuartal III-2014," katanya.
David bilang, peluang kenaikan BI rate di kuartal III-2014
maksimal 50 bps. Bahkan, bila benar-benar dilakukan,
kemungkinan BI hanya akan menaikkan 25 bps menjadi
7,75%. Alasannya, bila kenaikan BI rate terlalu tinggi, maka
pertumbuhan ekonomi akan semakin melambat.

Friday, June 27, 2014

Kudeta di Thailand bisa pengaruhi nilai tukar

Kudeta di Thailand Bisa Pengaruhi Nilai Tukar
EKONOMI
· 23 Mei 2014 17:46
Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melihat
situasi politik di Thailand akan berpengaruh ke Indonesia.
Pengaruh tersebut terutama kepada pergerakan nilai tukar
rupiah.
Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan, kekisruhan
politik di Thailand secara tidak langsung akan
berpengaruh kepada Indonesia. Pasalnya, semua yang
terjadi pada negara berkembang bisa saling
mempengaruhi. "Tetapi pengaruhnya secara umum belum
bisa dikatakan ada pengaruh langsung," jelasnya di
Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Menurutnya, Thailand merupakan mitra dagang Indonesia.
Oleh sebab itu jika terjadi sesuatu dengan Thailand maka
akan berpengaruh kepada aktifvitas ekspor dan impor dan
kemudian akan berpengaruh juga kepada nilai tukar
rupiah. "Jadi perkembangan di Thailand kami perlu
mengikuti dan mewaspadai," tuturnya.
Menurut Agus, selain Thailand, situasi di negara-negara
lain juga perlu diperhatikan. Contohnya Amerika Serikat
(AS) terkait kebijakan yang bakal dikeluarkan Bank Sentral
Amerika atau The Federal Reserved (The Fed) mengenai
normalisasi dari sistem moneter dan risiko bunga yang
meningkat.
"Selain itu kami juga mengawasi China dan India,"
tambahnya. Hal yang diperhatikan di China adalah
pertumbuhan ekonominya yang mengalami penurunan.
Hal yang sama juga terjadi dengan India.
Kemarin, Militer Thailand melakukan kudeta terhadap
pemerintahan negara tersebut. Mereka mengambil kendali
atas pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Melalui pernyataan yang disiarkan lewat televisi setempat,
Panglima Angkatan Bersenjata Thailand Jenderal Prayuth
Chan-Ocha mengatakan akan memulihkan ketertiban dan
menerapkan reformasi politik.
Kudeta ini ditempuh setelah pernyataan keadaan darurat
pada Selasa 22 Mei 2014 menyusul krisis politik yang
melanda negara itu sekitar 6 bulan terakhir.
Krisis politik Thailand berawal dari unjuk rasa di ibukota
Bangkok tahun lalu yang menuntut Perdana Menteri
Yingluck Shinawatra mengundurkan diri.
Pemerintahan pimpinannya dianggap dikendalikan oleh
abangnya, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra,
yang mengasingkan diri ke luar negeri setelah digulingkan
dalam kudeta militer tahun 2006.

Kredit Bank melambat


· 24 Mei 2014 14:42
Liputan6.com, Gorontalo - Data dari Diseminasi Kajian
Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Gorontalo pada
kuartal I- 2014 perihal isi stabilitas sektor keuangan
menyebutkan pertumbuhan aset dan kredit perbankan di
Provinsi Gorontalo terus memperlihatkan tren pelambatan
sejak kuartal II- 2013.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Gorontalo, Suryono,
mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) DPK
juga mengalami perlambatan sejak kuartal II-2012.
Sementara tingkat Loan Deposit Ratio (LDR) masih pada
level tinggi, yakni 197,67 %, dengan kredit sektor bukan
lapangan usaha masih menjadi sektor kredit unggulan
sebesar 62,69%.
" Nah hal itu yang perlu diwaspadai, karena NPL triwulan
1-2014 kemarin meningkat dari triwulan sebelumnya dari
2,82% jadi 3,30 %" ujar dia kepada Liputan6.com, Sabtu
(24/05/2014) .
Dengan melihat perkembangan tersebut, Suryono
memperkirakan pada kuartal II-2014 nanti perekonomian
di Gorontalo baru akan mengalami peningkatan.
"Untuk triwulan depan, kita (Bank Indonesia) memprediksi
akan ada peningkatan, ya kisaran 7,3-8,3% (yoy),"
pungkas Suryono.