Ekonom Jim O'Neill kurang yakin dengan peluang Indonesia jika kendala-kendala utama seperti infrastruktur masih tidak teratasi. (Image credit: BBC.co.uk)
Di
tahun 2001, kita pernah mendengar dunia mulai membicarakan kekuatan
ekonomi baru. Negara-negara itu adalah Brazil, Russia, India dan China
(BRIC). Istilah ini digagas oleh ekonom Jim O'Neill yang kini juga meramalkan kebangkitan perekonomian 4 negara besar: Meksiko, Indonesia, Nigeria dan Turki (MINT).
Mengapa
negara-negara MINT masuk dalam pertimbangan O'Neill? Apakah yang
membuat Indonesia dan 3 negara ini begitu istimewa di mata O'Neill?
Orang
awam tentu tahu bahwa keempat negara itu adalah kekuatan ekonomi yang
lebih 'segar' dibandingkan BRIC. Di samping memiliki populasi yang
banyak, negara MINT diuntungkan dari segi demografis yang masih muda.
Dalam 20 tahun mendatang, 4 negara itu diramalkan akan menjadi kekuatan
ekonomi baru. Angkatan kerja di negara-negara MINT juga sedang naik
pesat karena warga usia produktif berlimpah ruah.
Hal
inilah yang menjadi kelebihan yang membuat banyak negara lain iri
termasuk negara-negara ekonomi maju termasuk raksasa ekonomi China dan
Rusia. Sehingga jika negara-negara MINT ini bersatu bersama, tidak
mustahil nantinya tercapai pertumbuhan ekonomi fenomenal layaknya yang
dicapai China antara tahun 2003 dan 2008.
Kelebihan
lainnya yang perlu diketahui ialah bahwa ketiga negara MINT ini
memiliki posisi geografis yang strategis dalam perdagangan dunia.
Menurut O'Neill yang menulis untuk laman BBC, Menlu Meksiko mengatakan
bahwa semua negara MINT itu memiliki kelebihan geografis yang perlu
dimanfaatkan lebih maksimal dalam dunia perdagangan yang makin dinamis.
Di
Indonesia yang dikatakan sebagai kekuatan ekonomi terbesar ke-4 di
dunia, O'Neill mengatakan kepemimpinan dan infrastruktur masih menjadi
masalah utama meskipun ada banyak masalah lain yang tidak kalah penting.
Namun, tantangan-tantangan ini setara dengan peluang dan potensi yang
muncul bersamaan.
O'Neill menulis,"Di
salah satu daerah kumuh Jakarta, Pluit, tanah makin turun 20 cm per
tahun karena pengambilan air tanah yang berlebihan, tetapi harga
properti di daerah lain di Jakarta malah melambung."
Menurut
O'Neill, dirinya masih belum banyak yakin dengan potensi Indonesia di
masa datang. Tantangannya demikian besar dan belum banyak prestasi atau
hal luar biasa yang muncul. "Negara ini masih membutuhkan lebih banyak
pemahaman dalam tujuan komersial di luar komoditas dan Indonesia harus
meningkatkan infrastrukturnya,"tulisnya lebih lanjut. (bbc/ap)
No comments :
Post a Comment