di pasar modal konon bisa memberikan keuntungan hingga
6.000%. Namun perlu diketahui bahwa dalam prinsip investasi, keuntungan
tinggi pasti punya risikonya tinggi pula atau lebih dikenal high return high risk.
Seorang
investor pasar modal bernama Lo Kheng Hong yang dikenal sebagai 'Warren
Buffet'-nya Indonesia mengatakan, jangan takut rugi jika ingin sukses
berinvestasi di pasar modal.
"Harus diingat prinsip investasi yang
sudah sering kita dengar, high return high risk. Saya sering rugi tapi
saya simpan terus saham itu sampai untung lagi," ujarnya saat acara
Investor Summit and Capital Market Expo 2013 di Hotel Ritz Carlton
Pacific Place, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Pria yang sudah 24
tahun 'bermain-main' di pasar modal ini mengatakan, sebelum menentukan
untuk berinvestasi, investor juga harus pandai memilih saham yang punya
prospek bagus.
"Kita harus tahu perusahan mana yang bisa tahan terhadap kondisi ekonomi makro," kata dia.
Pria
asli Betawi ini mencontohkan, ia membeli saham emiten pakan ternak PT
Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) saat harga sahamnya Rp 400 per
lembar. Saat ini, harga saham tersebut sudah mencapai Rp 3.725 per
lembar.
"Mulai beli sejak harganya Rp 400 sekarang harganya Rp
3.725. Saham ini tidak hanya beri capital gain 6.000%. Nggak ada
obligasi yang beri keuntungan segitu, emas, properti, atau investasi
lainnya. Investor tidak ada yang tahu ada return 6.000%. Kalau tahu,
mungkin jutaan orang akan jadi investor di bursa efek," jelasnya.
Saham
yang lain yang perlu dilirik adalah sektor konsumer, otomotif,
konstruksi, dan lain-lain. "Kita makan mi, dari perusahaan publik. Sikat
gigi dari perusahaan publik. Ke kantor naik mobil, itu perusahaan
publik. Ke kantor lewat jalan tol, mungkin itu perusahaan publik. Jalan
tol memerlukan semen, mungkin beli semennya dari Semen Indonesia,
perusahaan publik juga," paparnya.
Untuk itu, banyak orang perlu
belajar berinvestasi di pasar modal. Ia pun punya tips sendiri sendiri
untuk bisa jadi investor yang sukses.
"Tipsnya 6 jam sehari untuk
membaca, 1-2 jam menelpon dan sisanya berpikir. Intinya baca, baca lagi,
dan berpikirlah. Seorang investor wajib baca laporan keuangan. Kita
harus tahu seluruh laporannya agar kita tidak beli kucing dalam karung,"
pungkasnya. (bn/detik.com)
No comments :
Post a Comment