Selasa, 17 September 2013 09:27 wib
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
IHSG Turun, Gantian Rupiah yang Menguat
JAKARTA - Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan di zona merah, tidak demikian halnya dengan nilai tukar Rupiah. Pada awal perdagangan pagi ini, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat.
Melansir Bloomberg, Selasa (17/9/2013), pada perdagangan non-delivery forward (NDF) pagi ini, Rupiah mampu menguat 50 poin ke Rp11.330 per USD dari penutupan sebelumnya di Rp11.380 per USD.
Bersamaan dengan dibukanya perdagangan di pasar saham pada pukul 09.00 WIB, Rupiah pun terus menguat 135 poin atau 1,1 persen ke Rp11.245 per USD. Sayangnya, penguatan Rupiah ini, tidak menjadi sentimen positif pasar saham.
Pada pembukaan perdagangan pagi ini, IHSG dibuka turun 16,38 poin atau 0,36 persen menjadi 4.505,85. Indeks LQ45 tercatat turun 5,70 poin atau 0,7 persen menjadi 761,08, Jakarta Islamic Indeks (JII) turun 4,73 poin atau 0,8 persen menjadi 622,33.
Sektor-sektor penopang IHSG, mayoritas melemah, dengan sektor manufaktur turun 1,2 persen, sektor industri dasar turun 0,9 persen, sektor aneka industri turun 2,8 persen, dan sektor keuangan turun 0,5 persen. Sementara sektor perkebunan, sektor infrastruktur, dan sektor properti mampu menghijau.
Reliance Securities dalam risetnya mengungkapkan, sentimen datang dari sektor manufaktur AS yang mengalami rebound yang ditandai dengan peningkatan produksi mobil, perlengkapan rumah tangga dan furniture pada Agustus. Ini menjadi sentimen positif dan menandai pertumbuhan ekonomi yang membaik di negara tersebut.
Hal itu membuat semakin besarnya ekspektasi akan dilakukannya tapering oleh the Fed bulan ini. Sementara itu, mundurnya Lawrence Summers dari pencalonan pengganti the Fed, memberi harapan bahwa tapering yang dilakukan oleh the Fed akan berlangsung bertahap dan tidak terlalu cepat. ()
No comments :
Post a Comment